WARISAN BENTAN
WARISAN BENTAN
Ditulis oleh:
Datuk Dr. Ahmad Dahlan
Penulis Buku Sejarah Melayu
Pulau Bintan Island (Tanjung Pinang, Riau Indonesia)
Ahmad Dahlan, PhD (Penulis Buku Sejarah Melayu) dilahirkan dan menetap di Batam, Indonesia. KEPEDULIAN SANG ZURRIAT Kita bersyukur kehadirat Allah SWT, serta memberikan Tahniah serta apresiasi kepada Dato’ Nazri Kamal Al-Bentani yang telah melakukan kerja besar, yang tak banyak orang melakukannya. Selama ini tidak banyak yang mengetahui persis perihal kerajaan Bentan, tempat dari mana Laksamana Bentan berasal. Mungkin kita hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut, dari filem, dari persembahan-persembahan dan lain-lain. Tapi kini Dato’ Nazri tampil mendedahkan sejarah Bentan, khususnya kisah heroik Megat Sri Rama yang bergelar Laksamana Bentan.
Hal ini memanglah sesuatu yang wajar dilakukan, kerana Dato’ Nazri merupakan zuriat yang berasal usul dari Bentan, yakni keturunan Laksamana Bentan. Sebagai seorang zuriat, muncul rasa tanggungjawab untuk mengangkat hal-hal yang berkaitan antara tanah kelahirannya dengan tanah leluhur dari mana beliau berasal usul. Lebih dari itu tragedi Laksamana Bentan yang kemudian menjadi lagenda di dalam masyarakat, hendaknya tetap menjadi iktibar bagi semua kalangan, bahkan sampai ke era millenial sekarang.
Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Dato’ Nazri hari ini adalah semacam puncak dari kegiatan-kegiatan yang beliau telah lakukan selama ini. Selama kira-kira satu dekad terakhir pria ini telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan sosial kepada masyarakat di Kepulauan Riau, khususnya di Pulau Bintan, seperti kerja-kerja amal kebajikan, kegiatan sosial, seni budaya, pencak silat, olah raga dan lain-lain. Disamping itu tentu saja melakukan jalinan muhibbah untuk mengeratkan lagi rajutan persaudaraan antara kedua bangsa serumpun yang bersaudara, Indonesia dan Malaysia. Rekam jejak kegiatan itu bisa diketahui dari aktifitas yang dilakukan beliau selama ini.
Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai dari beberapa perkampungan di Pulau Bintan, Tanjung Pinang, bahkan sampai ke Batam dan pulau-pulau sekitarnya. Disamping itu beliau juga menjalin silaturrahmi dengan berbagai kalangan, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, orang-orang tua, kalangan pemuda dan wanita, dan lain-lain. Dan tentu saja dengan kalangan pemerintahan, baik di Bintan, Tanjung Pinang, Batam dan Propinsi Kepulauan Riau. Ini semua membuktikan akan tekad Dato’ Nazri yang tinggi dan sekaligus menunjukkan bahawa generasi sekarang terus merajut kebersamaan dan meraih kejayaan dalam mengibarkan panji-panji kecemerlangan di kawasan ini. Tak pelik lagi, Dato’ Nazri telah membangkitkan sepotong kepedulian menjadi sebuah keniscayaan. Tabik! KERAJAAN BENTAN Adalah sebuah kerajaan Melayu pada zaman dahulu bernama Bentan. Kerajaan ini lebih tua dari kerajaan-kerajaan Melayu lainnya yang ada di kawasan ini. Kerajaan Bentan terletak di Pulau Bintan, yang sekarang masuk Wilayah Propinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Adapun pusat Kerajaan Bentan bernama Bukit Batu yang terletak di kaki Gunung Bintan, berdekatan dengan Desa Bintan Buyu sekarang. Tidak terlalu banyak yang dapat diungkap perihal kerajaan ini, disebabkan kurangnya literatur dan referensi berkenaan dengan kerajaan ini.
Hal ini berbeza dengan kerajaan-kerajaan Melayu setelahnya, seperti Kerajaan Malaka, Kerajaan Johor-Pahang, Riau-Lingga, Siak dan lain-lain, yang banyak ditulis oleh para sejarawan. Pada hal Kerajaan Bentan inilah sesungguhnya yang mengawali berdirinya kerajaan-kerajaan Melayu setelahnya. Walau bagaimanapun sebelum kerajaan Bentan ini berdiri, diperkirakan sudah ada beberapa kerajaan yang lebih tua yang ada di Pulau Bintan. Namun data-data dan informasi berkenaan dengan kerajaan-kerajaan tua ini sangat langka. Masih diperlukan penelitian-penelitian yang lebih luas.
Adapun raja pertama Kerajaan Bentan bernama Azhar Aya. Setelah mangkat beliau digantikan oleh putranya, yang bernama Iskandar Syah. Raja Iskandar Syah mempunyai seorang isteri, yang belum diketahui dengan pasti nama sebenarnya, sehingga para penulis sejarah kemudian menggelar beliau dengan nama Permaisuri Iskandar Syah. Pasangan Diraja ini mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Wan Seri Beni. Setelah Raja Iskandar Syah mangkat, kerana tidak punya anak lelaki, baginda digantikan oleh isterinya, Permaisuri Iskandar Syah.
Adapun Perdana Menteri ada dua orang yakni Indra Bupala dan Arya Bupala. Syahdan, pada suatu ketika sebuah rombongan dari Kerajaan Sriwijaya datang ke Kerajaan Bentan yang dipimpin oleh Sang Sapurba, raja Kerajaan Sriwijaya. Sang raja didampingi oleh putranya bernama Sang Nila Utama.
Mendengar khabar ini, Permaisuri Iskandar Syah memerintahkan Indra Bupala dan Arya Bupala untuk menjemput kedatangan rombongan ini di laut menuju Bentan.
Kitab Sejarah Melayu menuturkan kisah ini sebagai berikut: “Tatkala itu kelengkapan Bentan empat ratus banyaknya. Maka Permaisuri Iskandar Syah bertitah kepada Indra Bupala. Jikalau raja itu tua, katakan, adinda punya sembah. Dan jika ia muda, katakan, kakanda empunya salam. Jika ia kanak-kanak, katakan, bunda empunya salam. Maka Indra Bupala dan Arya Bupala pergilah. Maka dari Tanjung Rengas datang ke Selat Sambu. Tiada berputusan lagi perahu-perahu orang menjemput itu. Setelah bertemulah perahu orang Sang Sapurba, maka sembah Indra Bupala dan Arya Bupala: Kakanda empunya salam. Tuanku dipersilakan paduka kakanda. maka Sang Sapurba berangkatlah ke Bentan, lalu masuk ke dalam negeri.
Adapun kasad (maksud) Permaisuri Iskandar Syah hendak diambil baginda akan suami, melihat muda, maka diambil baginda akan saudara. Terlalu kasih Permaisuri Iskandar Syah akan Sang Sapurba dan sangat dipermulia baginda. Maka Sang Nila Utama, anak Sang Sapurba, diambil baginda akan menantu. Didudukkan baginda dengan ananda Baginda yang bernama Wan Seri Beni itu. Maka (Sang Nila Utama) dinobatkan sekali akan ganti baginda. Sejak saat itu maka rasmilah Sang Nila Utama menjadi Raja pada Kerajaan Bentan. Kelak Sang Nila Utama bergelar Raja Sri Tri Buana.
Disela-sela aktifitas sebagai Raja Bentan, pada suatu hari Sang Nila Utama hendak berpesiar ke Tanjung Bemban, sebuah dusun kecil nan indah berpasir putih terletak di Pulau Batam. Pada hutan Tanjung Bemban banyak binatang buruan, seperti kijang, kancil atau pelanduk. Diceritakan, dalam perburuannya baginda naik ke sebuah batu yang tinggi. Sang Raja memandang sebuah pulau yang pasirnya tetlalu putih seperti kain yang terhampar. Maka baginda pun bertanya pada Indra Bupala, ‘pasir yang kelihatan itu tanah mana’? Maka sembah Indra Bupala,’ itulah hujung tanah besar, Tumasik namanya’.
Selanjutnya Sang Nila Utama beserta rombongan, dengan kelengkapan perahu bertolak menuju tanah seberang yang bernama Tumasik itu. Tiba di Tumasik Raja Bentan Sang Nila Utama tatkala sedang berjalan, tiba-tiba seekor binatang besar yang gagah perkasa dengan tangkas melintas di hadapannya dan menghilang begitu saja. Sang Raja terkejut bukan kepalang dan sangat terkesan dengan binatang tangkas itu. Lalu bertanya, apa gerangan nama binatang itu. Seorang rombongan menjawab, Singajua nama binatang itu. Sang Raja yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya dan kemudian menjadi raja di Bentan, selanjutnya memutuskan untuk membangun kerajaan baru di Tumasik, yang diberi nama Singapura. Sang Nila Utama selanjutnya tidak pernah balik ke Bentan lagi. Baginda membangun kawasan baru ini, sehingga kemudian Kerajaan Singapura menjadi besar.
Sekarang Bintan masuk wilayah Propinsi Kepulauan yang beribu kota di Tanjung Pinang. Bintan adalah pulau paling besar diantara gugusan pulau-pulau yang ada di wilayah Propinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga, yakni negara Singapura dan Malaysia.
Sementara di wilayah Indonesia, Bintan berbatasan dengan Batam dan tidak jauh dari kota Daik, Lingga. Kawasan ini berada pada sisi Selatan dari Selat Malaka, salah satu selat yang padat di dunia. Bintan sekarang dikembangkan menjadi kawasan pariwisata, dengan infrastruktur yang lengkap, serta berbagai warisan khazanah cagar budaya dan situs sejarah. Didukung oleh pulau yang cantik berpasir putih, serta alam yang nyaman, dengan resort dan Padang Golf yang bertaraf dunia, kini Bintan tampil menjadi destinasi wisata yang masyhur. Dah pernah ke Bentan..? Batam, 17 Agustus 2021.